Kamis, 23 Oktober 2014

Gelang Kayu Gaharu

Gelang Kayu Gaharu

Gelang Kayu Gaharu Kami Menjual Tasbih kayu Gaharu dengan berbagai ukuran sesuai dengan permintaan. Ukuran Kayu Gaharu yang kami Jual adalah sebagai berikut :
  1. Tasbih Kayu Gaharu    8 mm
  2. Tasbih Kayu Gaharu  10 mm
  3. Tasbih Kayu Gaharu  12 mm 
  4. Tasbih Kayu Gaharu  14 mm
  5. Tasbih Kayu Gaharu  16 mm
  6. Tasbih Kayu Gaharu  18 mm
  7. Tasbih Kayu Gaharu  20 mm

Untuk anda yang berminat dengan kayu gaharu kami bisa kontak / telepon ke +62818 623 964 . Untuk ketersediaan barang baik ukuran dan harga Silahkan kontak adminnya.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------


















































Baca artikrlSelanjutnya:


Gelang Kayu Gaharu Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif investasi. Sehubungan dengan fungsi penghimpunan dana ini, bank sering pula disebut lembaga kepercayaan. Sejalan dengan karakteristik usahanya tersebut, maka bank merupakan suatu segmen usaha yang kegiatannya banyak diatur oleh pemerintah. (Siamat, 2005: 275). Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Sedangkan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Gelang Kayu Gaharu Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa bank adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, dan aktivitasnya pasti berhubungan dengan masalah keuangan. Krisis moneter yang berkepanjangan selama beberapa tahun ini telah berubah menjadi krisis ekonomi, yakni terpuruknya kegiatan ekonomi karena semakin banyaknya perusahaan yang tutup, perbankan yang dilikuidasi dan meningkatnya jumlah tenaga kerja yang menganggur, mengingatkan bahwa 
Gelang Kayu Gaharu betapa besar dampak ekonomi yang akan ditimbulkan apabila terjadi kegagalan usaha perbankan. Untuk itu perlu dilakukan serangkaian analisis yang sedemikian rupa sehingga kemungkinan kesulitan keuangan dan bahkan kegagalan usaha perbankan dapat dideteksi sedini mungkin. 
Rendahnya kualitas perbankan antara lain tercermin dari lemahnya kondisi internal sektor perbankan, lemahnya manajemen bank, moral Sumber Daya Manusia (SDM), serta belum efektifnya pengawasan yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI). Kuantitas bank yang banyak menciptakan persaingan yang semakin ketat dan kinerja bank yang menjadi rendah karena ketidakmampuan bersaing di pasar, sehingga banyak bank yang sebenarnya kurang sehat atau bahkan tidak sehat secara financial. Sehat tidaknya suatu perusahaan atau perbankan, dapat dilihat dari kinerja keuangan terutama kinerja profitabilitasnya dalam suatu perusahaan perbankan tersebut. 
Gelang Kayu Gaharu Dalam industri perbankan risiko kegagalan yang terjadi biasanya disebabkan oleh kegagalan dalam menangani portofolio kredit ataupun kesalahan manajemen perusahaan yang berakibat pada kesulitan keuangan bahkan kegagalan usaha perbankan, sehingga pada akhirnya dapat merugikan kegiatan perekonomian nasional dan merugikan masyarakat selaku pemilik dana. Gelang Kayu Gaharu Tingkat kinerja profitabilitas suatu perusahaan dapat dilihat dan diukur melalui laporan keuangan dengan cara menganalisis dan menghitung rasio-rasio dalam kinerja keuangan. Analisis laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai sehubungan dengan pemilihan strategi perusahaan yang akan diterapkan. Dengan melakukan analisis laporan keuangan perusahaan, maka pimpinan perusahaan dapat mengetahui keadaan serta perkembangan financial perusahaan dengan hasil-hasil yang telah dicapai diwaktu lampau dan diwaktu yang sedang berjalan. 
Gelang Kayu Gaharu Selain itu, dengan melakukan analisis keuangan diwaktu lampau maka dapat diketahui kelemahan-kelemahan perusahaan serta hasil-hasil yang dianggap cukup baik dan mengetahui potensi kegagalan suatu perusahaan tersebut. Dengan diketahuinya kemungkinan kesulitan keuangan yang akan terjadi sedini mungkin maka pihak manajemen dapat melakukan antisipasi dengan mengambil langkah-langkah yang perlu dilakukan agar dapat mengatasinya. 
Gelang Kayu Gaharu Kegiatan analisis laporan keuangan meliputi perhitungan dan interpretasi rasio keuangan yang memberikan informasi secara terinci terhadap hasil interpretasi mengenai prestasi yang dicapai perusahaan, serta masalah yang mungkin terjadi dalam perusahaan. Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, baik pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi keuangan suatu perusahaan tidak terkecuali perusahaan perbankan. Dengan analisis rasio, informasi keuangan yang rinci dan rumit mudah dibaca dan ditafsirkan, sehingga laporan suatu perusahaan mudah dibandingkan dengan laporan keuangan perusahaan lain, serta lebih cepat melihat perkembangan dan kinerja perusahaan secara periodik. 
Gelang Kayu Gaharu Kondisi perbankan inilah yang menarik untuk diteliti. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh rasio keuangan pada tingkat profitabilitas perbankan di Indonesia, maka dalam penelitian ini mengambil kasus pada bank go public dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 dengan menganalisis kinerja keuangannya untuk mengetahui seberapa besar tingkat profitabilitas di masa yang akan datang. Tingkat profitabilitas ini diukur dengan menggunakan rasio keuangan Return On Asset (ROA) karena ROA lebih memfokuskan pada kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan secara keseluruhan. Selain itu juga, dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian ROA daripada ROE karena Bank Indonesia lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat sehingga ROA lebih mewakili dalam mengukur tingkat profitabilitas perbankan (Dendawijaya, 2001). 
Gelang Kayu Gaharu Tabel 1.1 di bawah ini merupakan perhitungan rata-rata ROA, CAR, NPL, BOPO, LDR, NIM, dan Pangsa Kredit pada 20 bank go public dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008. 
Tabel 1.1Rata-rata nilai rasio ROA, CAR, NPL, BOPO, LDR, NIM, dan Pangsa Kredit tahun 2005 – 2008
No Rasio 2005 (%) 2006 (%) 2007 (%) 2008 (%) 
1 ROA 1.59 1.61 1.98 1.62 
2 CAR 17.36 19.82 19.43 16.80 
3 NPL 5.39 6.09 4.49 3.99 
4 BOPO 86.38 88.29 77.86 86.27 
5 LDR 68.53 68.81 73.18 82.13 
6 NIM 5.41 5.39 5.85 5.82 
7 P. KREDIT 3.33 3.32 3.34 3.29 

Sumber : Bank Indonesia (Laporan Keuangan yang diolah) 
Gelang Kayu Gaharu Dari tabel 1.1 diatas rasio keuangan yang dihitung dari rasio Return On Asset (ROA) dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 menunjukkan rat-rata ROA yang mengalami fluktuasi. Jika dilihat dari perhitungan rata-rata ROA tahun 2005 yaitu sebesar 1.59% dan tahun 2006 sebesar 1.61%,maka rata-rata ROA tahun 2005 menuju ke tahun 2006 mengalami kenaikan. Sama halnya dari tahun 2006 ke tahun 2007, rata-rata ROA juga mengalami kenaikan dengan nilai rata-rata ROA tahun 2007 sebesar 1.98%. Tetapi tahun 2008 rata-rata ROA mengalami penurunan dengan nilai rata-rata ROA sebesar 1.62%. Nilai rat-rata ROA tertinggi tahun 2007 sebesar 1.98%. Gelang Kayu Gaharu Rasio keuangan Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan nilai rata-rata tahun 2005 sebesar 17.36% dan tahun 2006 sebesar 19.82%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata nilai CAR tahun 2005 ke tahun 2006 mengalami kenaikan. Pada tahun 2007 dan 2008 rata-rata nilai CAR mengalami penurunan yaitu pada tahun 2007 nilai rata-rata CAR sebesar 19.43% dan tahun 2008 nilai rata-rata CAR sebesar 16.80%. 
Jika dilihat dari tingkat kekonsistenan data antara rasio


Tidak ada komentar:

Posting Komentar